Kali ini saya akan menjelaskan sebuah peran PR di media sosial dalam mengubah dunia humas
Yuk, di simak :)
PR adalah ilmu yang
strategis dan dinamis. Dimana dapat berubah setiap saat dan seiring dengan
perubahan situasi dan kondisi. Pamor PR yang semakin berjaya di Indonesia ini
menuntut mereka menambah kekuatannya melalui media online. Internet merupakan
bagian dari kecanggihan teknologi dan komunikasi, dimana internet adalah media
yang dapat membuat seluruh dunia terkoneksikan sehingga dapat memberikan efek
yang tidak terbayangkan.
Media
sosial adalah sebuah media berbasis internet, dimana terdapat
beragam platform seperti Blog, Twitter, Facebook, Youtube,
Flickr, Instagram, Path dan beragam platform lainnya. Media
sosial adalah sebuah kekuatan baru yang mendukung peran PR. Bukan hanya sekedar
menjual sebuah produk saja tapi karena media sosial dapat membawa informasi
yang mengalir seperti air, setiap orang dapat mengaksesnya dimanapun dan
kapanpun mereka mau.
Sudah sejak
lama media sosial dianggap sebagai pesaing teknik-teknik humas konvensional.
Para analis media sosial memprediksikan bahwa dunia humas sekarang sudah mati,
yang kemudian akhirnya disanggah bahwa sebenarnya media sosial tidak terlalu
cocok untuk hal-hal yang berkaitan dengan kehumasan. Dan lalu muncullah
Twitter, yang seiring dengan pupularitasnya, bisa mengurangi “jarak” antara
media sosial dan dunia PR.
Dunia PR
berkembang dengan pengetahuan, dan ini bisa didapat dengan mudah pada Twitter.
Begitu Anda memfollow dan beinteraksi dengan banyak orang, Anda akan
mendapatkan pengetahuan. Anda bisa menjadi rekan, sebagai kompetitor ataupun
klien, mengikuti mereka di Twitter menjadi sebuah langkah yang masuk akal
mengingat Anda akan bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang
opini mereka.
Keberadaan
jejaring sosial seperti Facebook, LinkedIn, dan MySpace memungkinkan orang
hadir bersama dan berbagi ide, pikiran, dan komentar. Ini mengubah padigma
periklanan misalnya, dari yang bersifat satu arah menjadi dua arah, karena
publik tidak akan begitu saja memahami apa yang disampaikan merek kepada
mereka. Sosial media seperti YouTube, Scribd, dan Flickr telah menjadi
tempat di mana orang dapat berbagi konten dengan dunia disertai dengan harapan
bisa membangun dan menyebarkan awareness
Contoh Kasus
Contoh nyata, adalah saat pemilihan Gubernur DKI Jakarta lalu, ketika
masing-masing kubu saling berperang di dunia maya. Hal ini menyebabkan
banyaknya informasi bohong yang beredar yang dimanfaatkan oleh beberapa oknum
tertentu sehingga menimbulkan kegaduan di masyarakat. Ini juga tentu membuat
kita bingung, lelah, dan menguras energi. Untuk itu keberadaan Cyber
PR diperlukan dalam hal
melakukan check dan recheck terhadap informasi yang beredar.
Source :
Source :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar